Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wa Barakaatuh
Semoga dengan ucapan salam yang saya ucapkan di atas dapat mengawali postingan blog kali ini dengan penuh rahmat dan berkah dari Allah SWT.
Bismillaahirrahmaanirraahiim
Ini adalah postingan saya yang pertama kali mengangkat topik mengenai seorang Ustadz. Beliau bernama Ustadz Adi Hidayat Lc., MA, yang baru saja beberapa minggu ini saya temukan video kajian beliau di berbagai Ta'lim di Indonesia. Alhamdulillah, Segala Puji dan Syukur kepada Allah SWT yang menuntun saya untuk menemukan ceramah-ceramah dari Ustadz Adi, yang sekiranya sampai saat ini saya rasakan dapat menjawab berbagai macam pertanyaan seputar Agama Islam yang ada di benak saya. Masya Allah. Allahu Akbar.
Materi pertama yang saya tonton adalah tentang ketika akan sujud lutut duluan atau tangan duluan?. Jujur saja ketika akan mengklik video ini saya merasakan sedikit was-was, saya bertanya dalam hati, "apakah pembahasannya akan ekstrim memojokkan salah satu pilihan (tangan atau lutut) dan tanpa dasar dalil yang memuaskan?". Akhirnya dengan Bismillaah saya memantapkan hati untuk menyimak ceramah yang di video itu hanya sekitar 7 menit-an. Dari awal saya menyimak, Alhamdulillaah hati ini tidak berontak/was-was, karena dengan gaya penyampaian oleh Ustadz Adi yang penuh ketenangan, senyum, dan tegas membuat saya dapat dengan mudah membuka hati dan pikiran untuk menyerap isi ceramah beliau. Dan Masya Allah di sepanjang ceramah beliau dengan sangat meyakinkan menyebutkan satu per satu Hadist Nabi SAW, lengkap dengan nomor hadist di berbagai riwayat tertentu. Alhamdulillah kesimpulan beliau di akhir ceramah sangat sejuk untuk didengar, adalah bahwa lutut duluan (HR Sunan Abu Daud, Nomor Hadist 714) ataupun tangan duluan (HR Sunan Abu Daud, Nomor Hadist 841) semua ada dalilnya, dan hal ini adalah tujuan Rasulullah SAW untuk memudahkan Ummat di kemudian hari.
Setelah melihat ceramah Beliau tersebut saya mulai penasaran untuk mencari lebih banyak lagi ceramah-ceramah beliau tentang bahasan yang lainnya. Saat melihat judul video Ternyata Ini Bukan Do'a Iftitah Yang Sering Diajarkan Waktu Kecil saya kembali merasakan was-was seperti saat pertama kali saya akan menonton ceramah Ustadz Adi. Namun dengan Bismillaah saya kembali memantapkan hati untuk menyimak ceramah beliau. Dimulai saat Ustadz Adi bertanya kepada Jama'ah Ta'lim, "Bapak Ibu sekalian, Do'a Iftitah nya apa?", kemudian ada yang menjawab "Inniwajahtu ....", "Wajahtu....", "Allahumma baid ba'ini ...". Kemudian Ustadz Adi dengan tenang melanjutkan ceramahnya, beliau menyampaikan bahwa Do'a Iftitah yang berawalan "Allahumma baid ba'ini" terdapat dalam Hadist Riwayat Al-Bukhari No. 711. Masya Allah, Ustadz Adi menjelaskan bahwa di dalam Hadist Shahih terdapat kalimat "Inniwajahtu ...." HR. Ibnu Majah No. 3221 / HR. Abu Daud No. 2579 sedangkan "Wajahtu ...." tanpa 'Inni' terdapat dalam HR. Muslim No. 1848. Namun penjelasan selanjutnya yang membuat saya terkejut, karena ternyata kalimat "Inniwajahtu..." adalah kalimat atau doa yang diucapkan oleh Rasulullah SAW saat menyembelih hewan Qurban. Baru lah "Wajahtu ..." tanpa 'Inni" merupakan salah satu kalimat dalam Do'a Istiftah/Iftitah yang diucapkan Rasulullah SAW di dalam Shalat Beliau. Ustadz Adi juga menjelaskan bahwa beliau telah mengecek kitab-kitab riwayat hadist (sekitar 1325 kitab hadist) dan tidak ditemukan satu hadist pun yang meriwayatkan kalimat "Inniwajahtu ..." diucapkan Rasulullah SAW di dalam Shalat Beliau.
Selesainya saya menonton dua video tersebut, Alhamdulillah saya mulai merasakan ketenangan karena satu per satu keragu-raguan dalam hati saya mulai terjawab, melalui ceramah Ustadz Adi yang di dalamnya disampaikan dalil-dalil dan penjelasan yang berimbang dan komprehensif. Alhamdulillah. Sejak saat itu saya mulai mengumpulkan kajian-kajian Ustadz Adi Hidayat yang video-nya dishare di Youtube. Semoga Allah Meridhoi pahala kepada pengupload video-video tersebut. Ustadz Adi juga pernah menyinggung tentang video-video kajian dirinya yang diupload ke Youtube, beliau mengatakan bahwa tidak masalah selama video tersebut diupload untuk kebaikan, asalkan jangan dipotong-potong sehingga bisa menimbulkan fitnah.
Masya Allah, saya di sini juga ingin menyampaikan rasa kagum kepada Ustadz Adi Hidayat atas hafalan beliau, mulai dari hafalan Al-Qur'an beserta makna/tilawahnya, hafalan Hadist dari berbagai riwayat beserta asbabun hadistnya, pengetahuan tentang sejarah Islam, dan cara penyampaian beliau yang menyejukkan hati pendengarnya.
Sebagai penutup, saya ingin membagi kepada para pembaca blog ini tentang Ayat-Ayat Al-Qur'an yang menjelaskan beberapa fase penting yang pasti kita alami dalam kehidupan ini. Namun ayat-ayat ini hanya lah sebagian dari petunjuk Allah SWT yang disampaikan melalui Rasulullah SAW agar dapat dijadikan pedoman hidup bagi kita Ummat Islam sehingga urusan-urusan kehidupan ini menjadi mudah. Berikut ini adalah ayat-ayat yang menerangkan fase-fase kehidupan kita mulai dari dalam kandungan hingga akhir hayat, disampaikan oleh Ustadz Adi Hidayat, Lc. MA.:
- Bagaimana agar kandungan nyaman, kelahiran tenang, melahirkan anak yang Shaleh/Shalihah:
Tilawah makna QS. 7: 189
- Bagaimana cara agar ASI mengalir lancar, pembagian tugas suami-istri:
Tilawah makna QS. 2: 233
- Usia 2 tahun sampai menjelang baligh, bagaimana pendidikan dini anak agar dekat dengan Allah, taat kepada orang tua, berakhlak mulia, dan bisa berperliaku baik dalam kehidupan:
Tilawah makna QS. 31: 13-19
- Bagaimana agar anak dapat belajar cepat mengingat materi pelajaran, meningkat kedekatannya dengan Allah, berkah ilmunya:
Tilawah makna QS. 9: 122
- Bagaimana agar anak berprestasi:
Tilawah makna QS. 58: 11
- Bagaimana agar anak terlindung dari pergaulan bebas yang dapat merusak aqidah dan akhlaknya:
Tilawah makna QS. 49: 13
- Bagaimana jika ada yang tertarik kepada anak, diseriusi untuk menikah, yaitu Ta'aruf, lamar: Tilawah makna QS. 4: 4. Kemudian jika jadi menikah:
Tilawah makna QS. 30: 21
- Bagaimana membagi tugas rumah tangga:
Tilawah makna QS. 4: 34
- Bagaimana cara mencari nafkah yang baik bagi suami:
Tilawah makna QS. 2: 168, 172 & QS. 7: 96
- Bagaimana agar anak hormat kepada Orang Tua:
Tilawah makna QS. 17: 23
- Bagaimana mengatasi capek, lelah, penyakit datang:
Tilawah makna QS. 26: 80 & QS. 21: 83-84
- Bagaimana cara memohon pertolongan Allah jika ada rekan kerja ada yang usil yang ingin menyungkurkan kita, menjelek-jelekkan, dsb:
Tilawah makna QS. 17: 79-81
- Bagaimana cara mengatasi hal yang menyesakkan dada:
Tilawah makna QS. 21: 87-88
- Bagaimana agar memperoleh keturunan padahal sudah lama menikah:
Tilawah makna QS. 3: 38-39; QS. 19: 9-10
- Bagaimana cara berbakti kepada kedua Orang Tua:
Tilawah makna QS. 46: 15
- Bagaimana mensyukuri nikmat Allah SWT:
Tilawah makna QS. 14: 7
- Bagaimana manajemen konflik, manajemen sabar atas musibah:
Tilawah makna QS. 2: 214
- Bagaimana berinfak agar berkah harta yang kita miliki:
Tilawah makna QS. 2: 215
- Bagaimana kewajiban zakat, cepat tunaikan:
Tilawah makna QS. 9: 60
- Bagaimana jika susah diingatkan oleh kawan:
Tilawah makna QS. 9: 103
- Bagaimana cara mencoba membalas bakti orang tua:
Tilawah makna QS. 46: 15
- Bagaimana menghadapi masa-masa penghujung usia:
Tilawah makna QS. 3: 185 & QS. 7: 34
- Bagaimana cara mempersiapkan untuk dapat meninggal dengan tenang:
Tilawah makna QS. 89: 27-30
- Bagaimana meninggal yang menegangkan (dipukuli Malaikat):
Tilawah makna QS. 8: 50
- Bagaimana situasi di alam kubur:
Tilawah makna QS. 3: 169-171
- Bagaimana agar masuk Surga tanpa hisab:
Tilawah makna QS. 2: 25
- Bagaimana agar masuk Neraka tanpa hisab:
Tilawah makna QS. 18: 100 - 101
- Bagaimana agar dapat melihat Allah secara langsung tanpa sekat saat nanti di Yaumul Hisab: Tilawah makna QS. 75: 22-23
- Bagaimana kehidupan di Surga, ada Surga bersama Nabi:
Tilawah makna QS. 3: 31
- Surga di Taman Surga:
Tilawah makna QS. 51: 15-23
- Surga seluas langit dan bumi:
Tilawah makna QS. 3: 133-134.
Masya Allah, Allahu Akbar, Allahumma Sholli 'Alaa Sayyidina Muhammad Wa'alaa Aali Sayyidina Muhammad.
Alhamdulillah, saya cukupkan postingan blog kali ini. Semoga apa yang saya tulis mendapat Ridha dari Allah SWT, dan memberikan manfaat yang positif bagi para pembaca.
Sesungguhnya saya tidak terlepas dari kesalahan, maka dari itu mohon maafkan saya jika terdapat kesalahan dalam tulisan saya.
Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Semoga dengan ucapan salam yang saya ucapkan di atas dapat mengawali postingan blog kali ini dengan penuh rahmat dan berkah dari Allah SWT.
Bismillaahirrahmaanirraahiim
Ini adalah postingan saya yang pertama kali mengangkat topik mengenai seorang Ustadz. Beliau bernama Ustadz Adi Hidayat Lc., MA, yang baru saja beberapa minggu ini saya temukan video kajian beliau di berbagai Ta'lim di Indonesia. Alhamdulillah, Segala Puji dan Syukur kepada Allah SWT yang menuntun saya untuk menemukan ceramah-ceramah dari Ustadz Adi, yang sekiranya sampai saat ini saya rasakan dapat menjawab berbagai macam pertanyaan seputar Agama Islam yang ada di benak saya. Masya Allah. Allahu Akbar.
Materi pertama yang saya tonton adalah tentang ketika akan sujud lutut duluan atau tangan duluan?. Jujur saja ketika akan mengklik video ini saya merasakan sedikit was-was, saya bertanya dalam hati, "apakah pembahasannya akan ekstrim memojokkan salah satu pilihan (tangan atau lutut) dan tanpa dasar dalil yang memuaskan?". Akhirnya dengan Bismillaah saya memantapkan hati untuk menyimak ceramah yang di video itu hanya sekitar 7 menit-an. Dari awal saya menyimak, Alhamdulillaah hati ini tidak berontak/was-was, karena dengan gaya penyampaian oleh Ustadz Adi yang penuh ketenangan, senyum, dan tegas membuat saya dapat dengan mudah membuka hati dan pikiran untuk menyerap isi ceramah beliau. Dan Masya Allah di sepanjang ceramah beliau dengan sangat meyakinkan menyebutkan satu per satu Hadist Nabi SAW, lengkap dengan nomor hadist di berbagai riwayat tertentu. Alhamdulillah kesimpulan beliau di akhir ceramah sangat sejuk untuk didengar, adalah bahwa lutut duluan (HR Sunan Abu Daud, Nomor Hadist 714) ataupun tangan duluan (HR Sunan Abu Daud, Nomor Hadist 841) semua ada dalilnya, dan hal ini adalah tujuan Rasulullah SAW untuk memudahkan Ummat di kemudian hari.
Setelah melihat ceramah Beliau tersebut saya mulai penasaran untuk mencari lebih banyak lagi ceramah-ceramah beliau tentang bahasan yang lainnya. Saat melihat judul video Ternyata Ini Bukan Do'a Iftitah Yang Sering Diajarkan Waktu Kecil saya kembali merasakan was-was seperti saat pertama kali saya akan menonton ceramah Ustadz Adi. Namun dengan Bismillaah saya kembali memantapkan hati untuk menyimak ceramah beliau. Dimulai saat Ustadz Adi bertanya kepada Jama'ah Ta'lim, "Bapak Ibu sekalian, Do'a Iftitah nya apa?", kemudian ada yang menjawab "Inniwajahtu ....", "Wajahtu....", "Allahumma baid ba'ini ...". Kemudian Ustadz Adi dengan tenang melanjutkan ceramahnya, beliau menyampaikan bahwa Do'a Iftitah yang berawalan "Allahumma baid ba'ini" terdapat dalam Hadist Riwayat Al-Bukhari No. 711. Masya Allah, Ustadz Adi menjelaskan bahwa di dalam Hadist Shahih terdapat kalimat "Inniwajahtu ...." HR. Ibnu Majah No. 3221 / HR. Abu Daud No. 2579 sedangkan "Wajahtu ...." tanpa 'Inni' terdapat dalam HR. Muslim No. 1848. Namun penjelasan selanjutnya yang membuat saya terkejut, karena ternyata kalimat "Inniwajahtu..." adalah kalimat atau doa yang diucapkan oleh Rasulullah SAW saat menyembelih hewan Qurban. Baru lah "Wajahtu ..." tanpa 'Inni" merupakan salah satu kalimat dalam Do'a Istiftah/Iftitah yang diucapkan Rasulullah SAW di dalam Shalat Beliau. Ustadz Adi juga menjelaskan bahwa beliau telah mengecek kitab-kitab riwayat hadist (sekitar 1325 kitab hadist) dan tidak ditemukan satu hadist pun yang meriwayatkan kalimat "Inniwajahtu ..." diucapkan Rasulullah SAW di dalam Shalat Beliau.
Selesainya saya menonton dua video tersebut, Alhamdulillah saya mulai merasakan ketenangan karena satu per satu keragu-raguan dalam hati saya mulai terjawab, melalui ceramah Ustadz Adi yang di dalamnya disampaikan dalil-dalil dan penjelasan yang berimbang dan komprehensif. Alhamdulillah. Sejak saat itu saya mulai mengumpulkan kajian-kajian Ustadz Adi Hidayat yang video-nya dishare di Youtube. Semoga Allah Meridhoi pahala kepada pengupload video-video tersebut. Ustadz Adi juga pernah menyinggung tentang video-video kajian dirinya yang diupload ke Youtube, beliau mengatakan bahwa tidak masalah selama video tersebut diupload untuk kebaikan, asalkan jangan dipotong-potong sehingga bisa menimbulkan fitnah.
Masya Allah, saya di sini juga ingin menyampaikan rasa kagum kepada Ustadz Adi Hidayat atas hafalan beliau, mulai dari hafalan Al-Qur'an beserta makna/tilawahnya, hafalan Hadist dari berbagai riwayat beserta asbabun hadistnya, pengetahuan tentang sejarah Islam, dan cara penyampaian beliau yang menyejukkan hati pendengarnya.
Sebagai penutup, saya ingin membagi kepada para pembaca blog ini tentang Ayat-Ayat Al-Qur'an yang menjelaskan beberapa fase penting yang pasti kita alami dalam kehidupan ini. Namun ayat-ayat ini hanya lah sebagian dari petunjuk Allah SWT yang disampaikan melalui Rasulullah SAW agar dapat dijadikan pedoman hidup bagi kita Ummat Islam sehingga urusan-urusan kehidupan ini menjadi mudah. Berikut ini adalah ayat-ayat yang menerangkan fase-fase kehidupan kita mulai dari dalam kandungan hingga akhir hayat, disampaikan oleh Ustadz Adi Hidayat, Lc. MA.:
- Bagaimana agar kandungan nyaman, kelahiran tenang, melahirkan anak yang Shaleh/Shalihah:
Tilawah makna QS. 7: 189
- Bagaimana cara agar ASI mengalir lancar, pembagian tugas suami-istri:
Tilawah makna QS. 2: 233
- Usia 2 tahun sampai menjelang baligh, bagaimana pendidikan dini anak agar dekat dengan Allah, taat kepada orang tua, berakhlak mulia, dan bisa berperliaku baik dalam kehidupan:
Tilawah makna QS. 31: 13-19
- Bagaimana agar anak dapat belajar cepat mengingat materi pelajaran, meningkat kedekatannya dengan Allah, berkah ilmunya:
Tilawah makna QS. 9: 122
- Bagaimana agar anak berprestasi:
Tilawah makna QS. 58: 11
- Bagaimana agar anak terlindung dari pergaulan bebas yang dapat merusak aqidah dan akhlaknya:
Tilawah makna QS. 49: 13
- Bagaimana jika ada yang tertarik kepada anak, diseriusi untuk menikah, yaitu Ta'aruf, lamar: Tilawah makna QS. 4: 4. Kemudian jika jadi menikah:
Tilawah makna QS. 30: 21
- Bagaimana membagi tugas rumah tangga:
Tilawah makna QS. 4: 34
- Bagaimana cara mencari nafkah yang baik bagi suami:
Tilawah makna QS. 2: 168, 172 & QS. 7: 96
- Bagaimana agar anak hormat kepada Orang Tua:
Tilawah makna QS. 17: 23
- Bagaimana mengatasi capek, lelah, penyakit datang:
Tilawah makna QS. 26: 80 & QS. 21: 83-84
- Bagaimana cara memohon pertolongan Allah jika ada rekan kerja ada yang usil yang ingin menyungkurkan kita, menjelek-jelekkan, dsb:
Tilawah makna QS. 17: 79-81
- Bagaimana cara mengatasi hal yang menyesakkan dada:
Tilawah makna QS. 21: 87-88
- Bagaimana agar memperoleh keturunan padahal sudah lama menikah:
Tilawah makna QS. 3: 38-39; QS. 19: 9-10
- Bagaimana cara berbakti kepada kedua Orang Tua:
Tilawah makna QS. 46: 15
- Bagaimana mensyukuri nikmat Allah SWT:
Tilawah makna QS. 14: 7
- Bagaimana manajemen konflik, manajemen sabar atas musibah:
Tilawah makna QS. 2: 214
- Bagaimana berinfak agar berkah harta yang kita miliki:
Tilawah makna QS. 2: 215
- Bagaimana kewajiban zakat, cepat tunaikan:
Tilawah makna QS. 9: 60
- Bagaimana jika susah diingatkan oleh kawan:
Tilawah makna QS. 9: 103
- Bagaimana cara mencoba membalas bakti orang tua:
Tilawah makna QS. 46: 15
- Bagaimana menghadapi masa-masa penghujung usia:
Tilawah makna QS. 3: 185 & QS. 7: 34
- Bagaimana cara mempersiapkan untuk dapat meninggal dengan tenang:
Tilawah makna QS. 89: 27-30
- Bagaimana meninggal yang menegangkan (dipukuli Malaikat):
Tilawah makna QS. 8: 50
- Bagaimana situasi di alam kubur:
Tilawah makna QS. 3: 169-171
- Bagaimana agar masuk Surga tanpa hisab:
Tilawah makna QS. 2: 25
- Bagaimana agar masuk Neraka tanpa hisab:
Tilawah makna QS. 18: 100 - 101
- Bagaimana agar dapat melihat Allah secara langsung tanpa sekat saat nanti di Yaumul Hisab: Tilawah makna QS. 75: 22-23
- Bagaimana kehidupan di Surga, ada Surga bersama Nabi:
Tilawah makna QS. 3: 31
- Surga di Taman Surga:
Tilawah makna QS. 51: 15-23
- Surga seluas langit dan bumi:
Tilawah makna QS. 3: 133-134.
Masya Allah, Allahu Akbar, Allahumma Sholli 'Alaa Sayyidina Muhammad Wa'alaa Aali Sayyidina Muhammad.
Alhamdulillah, saya cukupkan postingan blog kali ini. Semoga apa yang saya tulis mendapat Ridha dari Allah SWT, dan memberikan manfaat yang positif bagi para pembaca.
Sesungguhnya saya tidak terlepas dari kesalahan, maka dari itu mohon maafkan saya jika terdapat kesalahan dalam tulisan saya.
Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh